Saturday, November 7, 2009

BEBOP

Di awal tahun 1940 terlihat adanya perkembangan dari Be Bop (seringkali disebut Bop saja), yakni suatu gaya musik yang cukup rumit. Musik Be Bop umumnya dimainkan oleh kelompok/grup musik kecil. Oleh sebagian orang Be Bop dianggap sebagai bentuk perla­wan­an atau pembebasan (rebelion) dari para improvisator yang kreatif. Mereka menentang sisi komersialisme serta grup-grup band yang ber­aliran Swing.

Gambar:

Band Be Bop

Dikutip dari ………

Dikutip dari…

Musik Be Bop lebih bermakna manakala didengar secara khusus sebagaimana mendengar musik klasik, karena musik ini tidak di­gu­nakan untuk pengiring tarian. Musik Be Bop memiliki kesan harmoni yang sangat menarik serta juga memiliki irama yang tidak mudah diduga oleh pendengarnya. Musik Be Bop umumnya ditam­pilkan atau dibawakan oleh grup-grup spesial, yakni musisi Jazz band stand (dimana musisinya bermain dalam posisi berdiri).

Mereka menggunakan melodi-melodi yang kompleks serta pro­gresi-progresi akor yang tidak biasa. Seperti komentar salah seo­rang pengamat Be Bop yang dikutip berikut ini, ”...Kami tahu, bahwa mereka tidak dapat membuat perubahan akor dengan cara demikian...” Selanjutnya, salah seorang pemain drum Be Bop menambahkan, “...Kita mempertahankan riff-raf dengan maksimal serta membangun suatu klik terhadap akor-akor baru...”

( Track-2 CD-5: ………………. )

Penampilan para pemain Be Bop juga membedakan dirinya dari musi­si-musisi aliran lainnya. Mereka seringkali berpenampilan dengan janggut serta bertopi baret. Tahun 1940-an aliran Be Bop awalnya berpusat di klub Harlem yang disebut Minton’s play House. Di tempat inilah beberapa innovator Jazz muda menjadi pelopornya, seperti Charlie Parker (pemain saxofon), Dizzie Gilespie (pemain terompet), atau Telonious Monk (pemain piano). Mereka datang untuk berpar­tisipasi dalam jams session disana.

Foto-foto:

Tokoh-tokoh Be Bop

Dikutip dari ………

Dikutip dari…

Gaya Be Bop

Satu kelompok pemain Be Bop dapat terdiri dari pemain saxofon dan terompet yang didukung oleh rhythm section (piano, bass, dan perkusi). Peran Be Bop rhythm instruments berbeda seperti yang terdapat pada Jazz awal. Sebagai contoh task drum tidak lagi menandai beat, tetapi melayani untuk aksen-aksen yang tidak biasa atau yang disebut sebagai ‘bombs’.

( Track-3 CD-5: ………………. )

Demikian pula untuk pemain piano tangan kirinya tidak lagi memberi pulsa dasar, tetapi mensuplai akor-akor dalam interval-interval yang tidak biasa.

( Track-4 CD-5: ………………. )

Beat atau ketukan ditandai oleh pizzicato bass. Rhythm dalam melodi Be Bop bervariasi dan tidak dapat diprediksi dibandingkan Jazz-Jazz awal.

Dalam improvisasi solo yang dilakukan Charlie Parker, sebagai con­toh not-not beraksen bisa hadir pada aksen yang lemah atau beat yang kuat, juga dapat dihadirkan pada berbagai variasi tertentu didalam suatu beat.

( Track-5 CD-5: ………………. )

Melodi Be Bop seringkali terdiri dari not-not yang pendek atau rumit, dengan aksen di off beat. Gaya Be Bop yang baru seperti ini bisa jadi memperoleh namanya dari vokalisasi yang sangat cepat yang seringkali dijumpai pada akhir suatu frase. Frase-frase melodinya sendiri seringkali merupakan variasi dan mempunyai panjang yang tidak lazim (irreguler). Dua atau tiga fragmen not dapat diikuti oleh unit melodi pada beberapa bar terakhir.

( Track-6 CD-5: ……………….

Sementara rythm harmoni Be Bop sendiri cukup kompleks. Pemain Be Bop seringkali membangun melodi dari 6 hingga 7not akor daripada 4 atau 5 not akor yang digunakan di Jazz-Jazz awal.

( Track-7 CD-5: ………………. )

Pertunjukan Be Bop biasanya diawali dan diakhiri dengan suatu pernyataan tema utama dari seorang solis atau 2 orang solis yang bermain unisono. Sisa karya itu sendiri kemudian diperkaya dengan improvisasi solo yand didasari pada melodi atau struktur harmoni.

( Track-8 CD-5: ………………. )

Sebagaimana pada Jazz awal, musisi Be Bop menggunakan lagu-lagu populer atau melodi-melodi populer dari 12 bar Blues sebagai landasan improvisasi.

Meskipun demikian, mereka juga menciptakan nada-nada baru untuk disesuaikan dengan harmoni dasar dari melodi yang sangat akrab didengar. Misalnya dalam Karya In Joke, musisi Jazz Be Bop bisa menggunakan sebuah nada dengan judul baru, dan hanya pendengar-pendengar yang berpengalaman yang bisa menebak lagu aslinya.

( Track-9 CD-5: ………………. )

Hal itu dapat didengar pada karya Charlie Parker yang berjudul Koko (1945), gaya Be Bop dari improvisasi Charlie Parker akan diilustrasikan dalam karya ini oleh 4 musisi. Parker memberikan dasar melodi dari Koko ini, harmoni pada musik populer Cherokee, yakni satu standar big band di era Swing. Ia mengatakan, bahwa ia mulai merasa bosan dengan akor-akor yang punya gaya demikian, dan ia mengubahnya agar bisa digunakan sepanjang waktu. Parker mengatakan tentang karya Koko, bahwa ia ingin tetap berpikir agar ada satu yang bisa dikaitkan, tetapi sesuatu itu berbeda. Parker ingin tetap mendengarkannya dalam beberapa kali, walaupun ia tidak bisa memainkannya. Maka disuatu malam Parker bekerja terus dengan Cherokee, dan ia merasa bisa melakukannya. Parker merasa, bahwa ia menggunakan interval-interval yang tinggi dari akor, sebagai suatu garis /alur melodi, dan kembali kebelakang dengan tepat, bisa melakukan hubungan yang sekaligus berubah (atau hubungan yang menandakan adanya perubahan). Parker merasa bahwa ia bisa memainkan sesuatu untuk didengar, dan ia merasa menjadi lebih hidup.

Tentang karya Charlie Parker: Koko

( Track-7 CD-5: ………………. )

Koko terdiri dari 16 bar introduksi, 2 chorus (32 bar untuk setiap chorus) yang dimainkan solo saxofon alto oleh Charlie Parker, Solo drum oleh Max Roach, dan 16 bar coda yang mencoba ’memanggil’ introduksi. Tempo biasanya dimainkan sangat cepat, dan beat biasanya ditandai dengan pizzicato bass. Sementara suara Cymbal, dimainkan dengan pemukul/stick yang berbentuk seperti ’sapu’. Sebagai catatan tambahan, terdapat Bombs atau aksen yang tidak irreguler (tidak biasa) dari bass drum.

Introduksi dimulai dari melodi yang pendek (dimainkan oleh saxofon, trompet, dan drum) oleh Dizzy Gilespie dalam unisono) dan dilanjutkan dengan 2 solo yang menjadi break sebagai penanda perubahan kecepatan dari instrumen tersebut.

Parker memperluas permainan solo, dengan menggunakan aliran not-not yang cepat, dan frase yang tidak simetris, serta aksen-aksen yang tidak bisa diduga. Begitu juga dengan tanda diamnya. Hanya pada permainan solo, terdapat rhythm penuh yang terdengar. Beat spektakuler dari permainan solo drum, sulit untuk ditangkap karena rhythm-nya yang kompleks.

No comments:

Post a Comment